Peran Keluarga dalam Proses Disengagement Pelaku Teror di Indonesia
(Submitted 9 Juni 2020) (Published 3 Agustus 2020)
Abstract
Proses disengagement pelaku teror mulai marak terjadi. Faktor disengagement sangat beragam. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran keluarga dalam disengagement pelaku teror. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif dan purposive sampling pada tiga orang laki-laki pelaku teror. Satu orang diantaranya terlibat dalam peristiwa Bom Bali 1, informan lain terlibat dalam jaringan MILF, dan informan terakhir adalah pelaku teror bom low explosive di sekitar tempatnya tinggal. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen BAP dan buku harian, serta pemberitaan media massa. Triangulasi dilakukan dengan melibatkan significant other informan utama. Kredibilitas penelitian didapat melalui triangulasi, member checking, dan paper trail. Keluarga berperan penting dalam proses disengagement. Budaya kolektivis di Indonesia membantu pelaku meninggalkan jalan teror. Keluarga mendukung pelaku untuk memulai kehidupan baru disaat mereka bimbang atas aksi kekerasan yang dilakukan. Menjadikan keluarga sebagai partner merupakan solusi baru dalam program rehabilitasi teroris.
Downloads
References
Bjorgo, T. (2009). Processes of disengagement from violent groups of the extreme right. In T. Bjorgo & J. Horgan (Eds.), Leaving terrorism behind: Individual and collective disengagement (pp. 30-48). Oxon: Routledge.
Choudhury, T. (2009). Stepping out: Supporting exit strategies form violence and extreme. Washington DC: Institute for Strategic Dialogue.
Demant, F., Slootman, M., Buijs, F., & Tillie, J. (2008). Decline and disengagement: An analysis of processes of deradicalisation. Amsterdam: Institute for Migration and Ethnics Studies.
Disley, E., Weed, K., Reding, A., Clutterback, L., & Warnes, R. (2012). Individual disengagement from Al-Qaida-influenced terrorist groups. Santa Monica CA: Rand Corporation.
Fink, N. C., & Hearne, E. B. (2008). Beyond terrorism: Deradicalization and disengagement from violent extremism. London: International Peace Institute.
Garfinkel, R. (2007). Personal transformations: Moving from violence to peace. Washington DC: United States Institute of Peace.
Gunaratna, R., & Hassan, M. F. (2011). Terrorist rehabilitation: The Singapore experience. In R. Gunaratna, J. Jerard, & L. Rubin (Eds.), Terrorist rehabilitation and counter-radicalisation: New approach to counter terrorism (pp. 36-58). New York: Routledge.
Guru, S. (2012). Under siege: Families of counter-terrorism. British Journal of Social Work, 42, 1151–1173. doi:10.1093/bjsw/bcs089.
Harris, K. J. (2011, January). Review: Disillusionment with radical social groups. Paper presented in Australian Counter Terrorism Conference, Perth, Western Australia. Abstract retrieved from http://ro.ecu.edu.au/act/4/
Hendropriyono, A. M. (2009). Terorisme fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam. Jakarta: Kompas.
Horgan, J. (2009). Individual disengagement: A psychological analysis. In T. Bjorgo & J. Horgan (Eds.), Leaving terrorist behind: Individual and collective disengagement (pp. 17-29). New York: Routledge.
Imron, A. (2010). Ali Imron sang pengebom. Jakarta: Republika.
Jaafar, J. L. S., Muhamad, H., Hanapiah, S.A., Afiatin, T., & Sugandhi, Y.S. (2008). The index of happiness of the Malaysian and Indonesian people. Proceedings Asia in Transformation: Exploring New Values in Asia, 1, 1-15.
Jacobson, M. (2010). Terrorist dropouts: Learning from those who have left. Washington: The Washington Institute for Near East Policy.
Milla, M. N. (2009). Dinamika psikologis pelaku terorisme: identitas dan pengambilan keputusan jihad di luar wilayah konflik pada terpidana kasus bom Bali di Indonesia (Tesis tidak terpublikasi). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Milla, M.N., Faturochman, & Ancok, D. (2013). The impact of leader–follower interactions on the radicalization of terrorists: A case study of the Bali bombers. Asian Journal of Social Psychology, 16, 92–100. doi: 10.1111/ajsp.12007.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Mujahid, D.R. (2017). Dinamika Disengagement Pelaku Terorisme di Indonesia (Tesis tidak terpublikasi. Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rabasa, A., Pettyjohn, S. L., & Jeremy J., & Ghez, C. B. (2010). Deradicalizing islamist extremists. Santa Monica CA: Rand.
San, V. M., Siekelinck, S., & Winter, M. D. (2013) Ideals adrift: An educational approach to radicalization. Ethics and Education 8(3), 276–289. doi: 10.1080/17449642.2013.878100.
Sarwono, S. W. (2012). Terorisme di Indonesia dalam tinjauan psikologi. Jakarta: Alfabet.
Spalek, B. (2016). Radicalisation, de-radicalisation, and counter-radicalisation in relation to families: Key challenges for research, policy, and practice. Security Journal, 29, 39–52. doi: 10.1057/sj.2015.43.
Spalek, B., & Davies, L. (2012) Mentoring in relation to violent extremism: A study of role, purpose, and outcomes. Conflict and Terrorism Studies, 35(5), 354–368. doi: 10.1080/1057610X.2012.666820.
Copyright (c) 2020 Psychopolytan : Jurnal Psikologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
1. Copyright of all journal manuscripts is held by the Psychopolytan : Jurnal Psikologi
2. Formal legal provisions to access digital articles of electronic journal are subject to the provision of the Creative Commons Attribution-ShareAlike license (CC BY-NC-SA), which means that Psychopolytan : Jurnal Psikologi is rightful to keep, transfer media/format, manage in the form of databases, maintain, and publish articles.
3. Published manuscripts both printed and electronic are open access for educational, research, and library purposes. Additionally, the editorial board is not responsible for any violations of copyright law.
licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.